Melatih Kemandirian Anak (Hari 5)

Tantangan Hari 5, Game 2

 “Hands are the instrument of man intelligence” 
(Tangan adalah alat untuk membangun kecerdasan)
“What the hand does, the mind remembers”
(Apa yang dilakukan oleh tangan, akan diingat)

~Maria Montessori

Quote di atas adalah salah satu pendapat terkuat dari Maria yang juga membuat saya akhirnya paham mengapa banyak  hands-on activities yang sangat bervariasi di lingkungan Montessori. Bahwa ternyata mengerjakan tantangan-tantangan kecil dalam setiap tugas merupakan kesempatan agar anak dapat mengeksplorasi kemampuan tangannya pula. Oh menyapu begini, oh buka gembok begini, oh menuang air gini yaa kontrol tangannya, oh halus dan kasar itu yang ini, dan daftarnya terus bertambah. Dan, apa yang dilakukan oleh tangan-tangan kecil itu akan mengirim sinyal ke otak, menyambungkan jaringan-jaringan syaraf sehingga otak menerimanya sebagai sebuah pengetahuan yang akhirnya berguna untuk anak kelak dikemudian hari.

Hari 5

Azka akhirnya menunjukkan kemampuannya lagi. Apa karena atmosfer akhir minggu juga mempengaruhi, ya? Ketika hari sekolah dan kakaknya sekolah lagi, Azka pun fokus kembali. 😀

Begitu kakaknya berangkat sekolah, Azka sudah mandi dan makan, dia langsung menuju area bermainnya dan memilih material yang ia mau.

 

 

Wah, Adek melengkapi siklus kerjanya; dari mengambil mainannya, bekerja dengan material pilihannya, lalu ketika merasa cukup, ia lalu mengembalikan materialnya ke tempat ia mengambilnya. Dari situ saya merasa, bahwa ya, sebenarnya Azka telah memiliki pengetahuan tentang itu. Dia bisa sebenarnya. 🙂

Setelah itu dia masih memilih material yang lain, dia kembali bermain dan tentu saja, ada masa-masa dia memperlakukan material dengan tidak tepat. Alias dilempar-lempar semua blok yang ada. Disitulah saya turun tangan :D.

 

Hasil Observasi:

  1. Sebenarnya kemarin saya melihat, apa ya yang harus dilakukan agar Azka mau bermain lagi dengan? Saya kemudian merotasi material dengan sesuatu yang lain. Mungkin ia bosan, mungkin. Lalu saya kenalkan dengan knobbed cylinders yang akhirnya menjadi pilihannya hari itu.  Secara alami dia mengambil baki yang berisi material itu lalu duduk dengan anteng. Sibuk sendiri.
  2. Ketika dia selesai, dia juga langsung dengan alami mengembalikan material ke tempat semula. Betul ya, sebagai orang tua kita tidak boleh menyerah dengan langsung membantu dengan dalih, nanti jatuh barangnya dan sebagainya. Karenanya tepat sekali material dan baki yang disiapkan haruslah child-friendly, baik dari segi ukuran maupun berat. Bertahap kemudian bisa ditingkatkan kesulitannya.
  3. Saya juga melihat adanya faktor rutinitas yang telah terbentuk. Mungkin dalam benak Azka, kalau ada kakaknya, main ya sama kakaknya. Kalau sendiri, ya main sama barang-barang haha.. Tapi ya .. ini baru asumsi sementara ya. Secara keseluruhan, saya merasa bahagia melihat Azka mampu mengembalikan mainannya sendiri. Tapi tentu saja belum bisa dibilang menetap ya, kita lihat saja besok bagaimana.
picsart_04-30-04.40.19
Tabel Kemandirian Anak : Hari 5

 

Singapura, 30 April 2019

#hari5

#gamelevel2

#tantangan10hari

#melatihkemandirian

#kuliahbundasayang@institut.ibu.profesional